Berdasarkan penelitian terhadap 12 orang pria di Universitas Loughborough. Para partisipan dibagi menjadi dua. Pertama, mereka yang mengonsumsi makanan tinggi kalori dan karbohidrat. Sedangkan partisipan kedua adalah yang rendah kalori dan karbohidrat. Kedua partisipan memiliki jam tidur yang sama di malam hari, sehingga tidak ada kemungkinan kantuk disebabkan kurang tidur. Selama beberapa hari, setiap jam makan siang berakhir mereka diminta menjalankan simulasi mengemudi selama kurang lebih dua jam lamanya. Hasilnya, mereka yang usai menyantap makanan tinggi kalori dan karbohidrat mudah mengantuk dan konsentrasinya menurun saat mengemudi. Sebaliknya, mereka yang menu makan siangnya rendah kalori dan karbohidrat mengemudi dengan penuh konsentrasi dan tidak mengantuk. "Selain meningkatkan kadar gula di dalam darah, menu tinggi kalori dapat memicu hormon cholecystokinin," ungkap Louise Reyner, salah satu ilmuwan. Hormon cholecystokinin ini dapat membuat tubuh terasa lemah dan lesu, inilah mengapa konsentrasi saat melakukan kegiatan apapun jadi menurun. Untuk mengurangi resiko kecelakaan di jalan, lebih baik mengonsumsi menu yang rendah kalori dan karbohidrat. Serta tidak langsung memaksakan diri menyetir jarak jauh. Sumber: Vemale Let's block ads! (Why?) October 18, 2018 at 07:10AM via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2CocMmF |
0 Response to "Benarkah Ada Larangan Mengemudi Usai Makan Siang!"
Post a Comment